KONSEP DASAR BELAJAR, TEKNOLOGI, DAN MEDIA


A.  Konsep dasar Belajar
Istilah ‘belajar’ sering kali kita dengar apalagi jika kita sedang berada dalam lingkungan pendidikan. “Belajar adaah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya”. (Azhar Arsyad 2002:1). Sejak dilahirkan sebenarnya manusia sudah mulai belajar dari apa yang dilakukan sehari-harinya secara naluri dan alamiah. Seperti contoh seorang anak kecil yang biasanya selalu mencium segala benda yang sedang ia pegang. Tingkah laku seperti itu merupakan contoh kecil proses belajar tentang mengenal bau setiap benda.

Namun walaupun belajar sudah dialami oleh manusia sejak dari kecil, tidak sedikit orang yang belum mengerti tentang konsep belajar. Menurut (Driscoll, 2000:11) yang diterjemahkan oleh Arif Rahman. “Belajar didefinisikan sebagai perubahan terus-menerus dalam kemampuan yang berasal dari pengalaman pemelajar dan interaksi pemelajar dengan dunia”. ( Smaldino, dkk 2011:11). Saat ini belajar sering diartikan sebagai kegiatan yang berada didalam kelas dengan dibatasi tembok dengan sumber buku literature. Padahal sebenarnya proses belajar sebenarnya berasal dari pengalaman yang dialami oleh setiap manusia. Belajar merupakan pengembangan pengetahuan, ketrampilan, atau sikap yang baru ketika seorang berinteraksi dengan informasi dan lingkungan Smaldino, dkk, (2011:11). Berkaitan dengan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep belajar lebih menekankan kepada pola interaksi baik dengan informasi maupun lingkungan yang dapat menimbulkan perubahan kemampuan diri secara terus-menerus. 
Pandangan lain mengenai belajar adalah dari perspektif psikologis. Banyak pandangan-pandangan tentang belajar dari kacamata psikologis diantaranya adalah behavioris, kognitivis, konsturktivis, dan psikologi Sosial.
1.    Behavioris
Behavioris adalah salah satu pandangan atau teori tentang belajar dari perspektif psikologis. Salah satu tokohnya yang terkenal adalah Edward Lee Thorndike.
“Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) respon (R). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang”. (Sugihartono dkk, 2007).

Pandangan behavioris mengenai belajar cenderung hanya memperhatikan tingkah laku yang timbul karena stimulus dan respon. Pandangan ini juga menekankan.

2.    Kognitivis
Pendekakatan psikologi kognitif menekankan arti penting proses internal mental manusia. (Sugihartono dkk, 2007:104). Pandangan ini didasarkan pada tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. “Para kognitivis menciptakan sebuah model mental dari ingatan jangka pendek dan jangka panjang. Jika informasi tersebut tidak diulang-ulang, ia akan memudar dari ingatan jangka pendek”. (Smaldino, dkk 2011:13). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pandangan kognitivis memiliki presepsi lebih luas mengenai belajar daripada behavioris.
3.    Konstruktivis
Pandangan kontrukstivis mempercayai bahwa siswa mampu mencari sendiri masalah, menyusun sendiri pengetahuannya melalui kemampuan berpikir dan tantangan yang dihadapinya, menyelesaikan dan membuat konsep mengenai keseluruhan pengalaman realistic dan teori dalam satu bangunan utuh (Sugihartono dkk, 2007:107). Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konstruktivis adalah pandangan yang menganggap siswa itu mempunyai kreativitas sendiri-sendiri. Konstruktivis menekankan bahwa para pembelajar menciptakan penafsiran mereka sendiri tentang dunia informasi. Mereka berpendapat bahwa para siswa menempatkan pengalaman belajar sebagai pengalaman mereka sendiri, dan tujuan pengajaran bukan untuk mengajarkan suatu informasi tapi menciptakan situasi agar para siswa dapat menafsirkan informasi untuk pemahaman mereka sendiri. (Smaldino, dkk 2011:13).
4.    Psikologi Sosial
Pandangan ini dipelopori oleh Robert Slavin (1990). Pandangan psikologi social memusatkan pada efek organisasi social dalam ruang kelas terhadap belajar. (Smaldino dkk, 2011:14).

B.  Konsep dasar Teknologi
Istilah “teknologi” berasal dari bahasa Yunani “technologia”. Techneartinya kemampuan Logia artinya ungkapan (Smaldino dkk, 2011:4).
“Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia”.(Wikipedia
, 2012).
Jika dikaitkan dengan penerapannya di dunia pendidikan, teknologi adalah suatu metode  untuk memudahkan proses pembelajaran.Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat bantu audio-visual. Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan sistem dalam pendidikan
C.  Konsep dasar Media
Kata media sering kali kita dengar sekarang ini apalagi jika kita berada dalam lingkungan akademisi. Media menjadi sangat penting karena tanpa media kegiatan atau proses penyampaian pesan akan sangat sulit bahkan tidak bisa dilakukan dengan kondisi-kondisi tertentu.Media adalah bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium (“antara”), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. (Smaldino dkk, 2011:7).
        1.      Alat Peraga
Menurut Elly Estiningsih (1994) Alat peraga merupakan media pengajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Sedangkan menurut Djoko Iswadji (2003), Alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkret yang diracang, dibuat, dihimpun, atau disusun secara sengajayang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika (Pujiati, 2004)

       2.      Media Pendidikan
Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dikenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu sesuatu benda yang dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindra. Sedangkan pengertian non-fisiknya dikenal sebagai software (perangkat-lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. Jadi media pendidikan memiliki pengertian sebagai alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas. Media pendidikan juga digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. (Azhar Arsyad, 2002).


       3.      Media Massa
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. (Wikipedia, 2012).
      4.      Media Komunikasi
Media Komunikasi dapat didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk komunikasi. Alat bantu untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media komunikasi ini menjadi alat bantu atau seperangkat sarana yang digunakan untuk kelancaran proses komunikasi (AnneAhira.com, 2011)
      5.      AVA
Audio-visual biasanya mengacu pada panca indra dalam perkembangan medianya. Media audio-visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi.
AVA atau Audio-Visual Aids yaitu alat peraga yang menyajikan bahan-bahan visual dan audio untuk memperjelas apa yang disampaikan guru kepada murid. Jadi peranan AVA disini adalah untuk membantu guru dalam menyampaikan pelajaran kepada murid agar pelajaran menjadi lebih jelas dan konkrit. Karena itu juga disebut “ Teaching Aids” (Alat untuk membantu guru dalammengajar). (UmarBlog, 2011)
AVA berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkrit kepada siswa dengan menggunakan media suara dan gambar sehingga siswa akan lebih mudah memahami atau mengerti apa yang disampaikan oleh guru.


DAFTAR PUSTAKA

C. Asri Budiningsih, 2003. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: UNY Press
Smaldino E. Sharon, 2011. Instructional Technology and Media for Learning. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Sugihartono dkk, 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Azhar Arsyad 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Pujiati, 2004. Penggunaan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika SMP.
Anne Ahira, 2011. Membedah Pengertian Media Komunikasi . Diakses dari http://www.anneahira.com/pengertian-media-komunikasi.htm tanggal 28 Februari 2012, jam 10.35 WIB.
Umar Blog, 2011. Pengembangan Media Audio Visual. Diakses dari http://umarstain.blogspot.com/2011/06/pengembangan-media-audio-visual-b.html. Tanggal 28 Februari 2012 jam 10.23 WIB
Wikipedia, 2012. Teknologi. Diakses dari  http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi  tanggal 28, Februari 2012 jam 10.48 WIB.
Wikipedia, 2012. Media Massa. Diakses dari  http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa  tanggal 28, Februari 2012 jam 11.06 WIB.

Akmad Sudrajat, 2008. Teknologi Pembelajaran. Diakses dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/20/teknologi-pembelajaran/ tanggal 28, Februari 2012 jam 11.23 WIB


Comments

Popular posts from this blog

SOAL ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AL ISLAM KELAS 6 SEMESTER 2 BAB 1

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL